DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
……………………………………………………...
KATA PENGANTAR
……………………………………………..
BAB
I
PENDAHULUAN…………………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………….
1.2
Maksud dan Tujuan…………………………………………..
1.3 Rumusan
Masalah……………………………………………
1.4
Metode Penulisan…………………………………………….
BAB
II
ISI……………………………………………………………………….
2.1 Teori Dari Berbagai
Sumber…………………………………….
2.2
Pembahasan………………………………………………….....
BAB
III
PENUTUP…………………………………………………………………
3.1
Kesimpulan………………………………………………………..
3.2
Daftar Pustaka…………………………………………………….
Kata Pengantar
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat karuniaNya yang
diberikan kepada kita semua. Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas ilmu
sosial dasar yang berjudul “Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya”.
Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas mata kuliah ilmu
sosial dasar di Universitas Gunadarma.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan
yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna merupakan makhluk yang memiliki budaya. Manusia dapat
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Kebudayaan itu merupakan warisan sejarah kehidupan manusia yang dapat
berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.
Secara garis besar, makalah ini akan membahas manusia sebagai makhluk yang
berbudaya dan memiliki adat istiadat.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas makalah ini.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memiliki akal dan budi. Manusia
sebagai mahkluk sosial juga menciptakan budaya mereka masing-masing sebagai
ciri khas dan warisan turun-temurun. Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal
yang sangat erat terkait satu sama lain.
Dalam makalah ini akan membahas
mengenai pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan. Pada
hakekatnya manusia sama saja dengan makhluk lainnya, yaitu memiliki hasrat dan
tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan
kesadarannya. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan,
kesadaran dan keunggulan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan makhluk
lain. Letak perbedaan antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam
melahirkan sebuah kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang menciptakan
dan memilkinya sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang
bersifat instinctif. Atau yang kita bisa sebut sebagai insting.
1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk
berbudaya. Membahas kasus studi tentang manusia dan berbagai budaya yang
diciptakannya. Dan memberikan informasi tentang budaya-budaya yang berkembang
di lingkungan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti:
- Apa saja definisi dari manusia sebagai makhluk
berbudaya
- Hubungan Manusia dengan Akal
pikiran, Jasmani dan Rohaninya.
1.3 Metode Penulisan
Metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu
penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini. Dengan
menyebutkan berbagai sumber untuk penulisan makalah ini.
BAB II
ISI
2.1Teori Dari Berbagai Sumber
1. Apa saja
definisi dari manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia
adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena
manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna merupakan makhluk bebudaya. Manusia
dapat menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan
manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang
mampu mendukungnya.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata
kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa
Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Berbudaya,
selain didasarkan pada etika juga mengandung estetika di dalamnya. Etika disini
menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. Sedangkan estetika menyangkut pembahasan keindahan, yaitu
bagaimana sesuatu bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merayakannya.
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk
lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh
karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus
dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab
agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan
akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.
2. Hubungan Manusia dengan Akal pikiran, Jasmani dan Rohaninya.
Akal
adalah suatau oeralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang
salah satu dan yang benar serta menganalisi sesuatu yang kemampuannya
tergantung pengalaman dan tingkat pendidikan pemiliknya. Akal berfungsi untuk
mengigat, menyimpulkan, menganalisa, menilai apakah sesuai benar atau alah.
Jasmani
adalah berhubungan dengan kesehatan dan rekreai fisik, yang memberi kesanggupan
untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap
pembeda fiik yang layak.
Rohani
adalah sesuatu hal yang berasa diatas moral. Rohani dikaitkan dengan hati,
kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang mewujudkan sebagai suatu unsur
peribadi manusia yang paling unik yang tidak dapat dilihat oleh pancaindera.
Tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan misalnya: menangkap dan menyimpan
pengertian, mengingat, berfikir, berkemahuan, rindu, sedih, gembira dan
sebagainya. Jika seseorang sehat rohaninya ia akan memiliki kemampuan
beramal yang tinggi, gairah bekerja dan bersemangat untuk maju dalam kebaikan.
Sebaliknya orang yang mengidap penyakit rohani akan memperlihatkan
kemundurannya dalam kemampuan bekerja, hilang gairah dan semangatnya untuk
maju. Yang menonjol hanyalah kelemahan dan kemalasan.
2.1Pembahasan
Mengenai budaya kekerasan, menarik apa yang disampaikan James Q. Wilson dan
George Kelling dengan teorinya “broken windows”. Wilson dan Kelling
berpendapat, bahwa kriminalitas merupakan akibat tak terelakkan dari ketidak
teraturan. Diilustrasikan dengan sebuah jendela rumah pecah dan dibiarkan saja,
siapapun yang lewat cenderung menyimpulkan bahwa rumah itu tidak ada yang
peduli serta rumah itu dianggap tidak berpenghuni. Dalam waktu singkat akan ada
lagi jendelanya yang pecah, dan akhirnya berkembang menjadi anarkhi yang
menyebar ke sekitar tempat itu. (Malcolm Gladwell; 2003).
Memakai teori “broken
windows” Wilson dan Kelling, untuk melihat kasus-kasus kekerasan yang
terjadi belakangan ini, dapat memberikan pengertian bahwa setiap aksi kekerasan
selalu saja berbuntut dan berulang dalam waktu yang tidak lama. Sangat mudah
menyebar dan cepat menjalar terjadi di daerah-daerah lain. Persis sama dengan
kasus penyerangan anggota JAI, yang dimulai dari kasus Cikeusik, selang waktu
tidak lama juga terjadi di Temanggung. Tidak lama kemudian kasus yang sama juga
terjadi di Bangil Pasuruan, tetapi kali ini bukan JAI, melainkan Pesantren
YAPI.
Kasus kekerasan
yang telah berkembang dan mendarah daging dalam lingkungan masyarakat kita
patut untuk diwaspadai. Karena masyarakat kita telah latah atau ikut-ikutan
menuruti hawa nafsu mereka tanpa mereka pikirkan dengan masak-masak.
Jika
ingin menyelesaikan persoalan janganlah menggunakan sistem kekerasan karena ini
dapat menimbulkan banyak masalah dan berdampak buruk bagi masyarakat.
Pemerintah
dapat mengurangi aksi kekerasan jika ketat mengawasi massa yang bertindak
anarkis serta memberikan Peace Education untuk memberi kesadaran kepada
masyarakat bahwa cara terbaik untuk mencari solusi atas masalah dengan jalan
damai tanpa menggunakan jalan kekerasan yang akhirnya memberi kerugian pada
semua masyarakat.
Masyarakat akan
jauh senang menerima tindakan baik dan damai sehingga tidak ada lagi
perselisihan antara kubu masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna merupakan
makhluk yang memiliki budaya. Manusia dapat menciptakan kebudayaan mereka
sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Kebudayaan merupakan warisan
yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan
dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya dengan baik.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti
cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan
kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa
Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Berbudaya,
selain didasarkan pada etika juga mengandung estetika di dalamnya. Etika disini
menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk,
serta tanggung jawab. Sedangkan estetika menyangkut pembahasan keindahan, yaitu
bagaimana sesuatu bisa terbentuk dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2272640-pengertian-manusia-sebagai-makhluk-budaya/
http://riohalik.wordpress.com/2011/03/13/makalah-ilmu-sosial-dasar-manusia-dan-akal-pikiran-jasmani-dan-rohani/
http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html